Liliana Sugiharto

mengenal aku dan hobbyku

Legenda Gunung Meja, Ende 20/03/2011

Pemandangan saat mendarat di Lapangan Terbang H. Hasan Aroeboesman Ende dari sisi kiri sangat menakjubkan. Kita dapat melihat semenanjung Ende, dengan Gunung Meja yang menjadi ciri khas Kota Ende. Disebut Gunung Meja karena puncaknya yang rata seperti meja. Gunung ini memiliki legenda yang menyedihkan, cinta yang tidak bersambut.

Alkisah, terdapat dua pemuda bernama Meja dan Wongge. Meja adalah pemuda rupawan dan baik hati, sedangkan Wongge berpenampilan buruk , baik fisik maupun watak. Kedua pemuda ini mencintai seorang pemudi bernama Iya, kembang desa di kota Ende. Pinangan Meja disambut dengan tangan terbuka oleh Iya, sedangkan pinangan Wongge ditolak. Wongge marah besar.

Sakit hati karena cintanya ditolak, Wongge berencana untuk membunuh Meja. Pikirnya, Meja tidak boleh menikah dengan Iya. Maka di suatu malam ketika Meja sedang tidur lelap, Wongge mengendap dan memenggal kepalanya dengan parang.


Pulau Koa yang berada di timur Ende adalah pulau karang yang tidak berpenghuni dan berbentuk mirip seperti kepala, yang diyakini sebagai potongan kepala dari Meja. Sedangkan Pulau Ende yang berada di barat Ende dan berbentuk seperti parang jika tampak dari atas, diyakini sebagai perwujudan dari parang yang dibuang oleh Wongge.

Gunung Ia adalah gunung berapi yang masih aktif. Jika dia mengeluarkan asap atau mengeluarkan semburan, maka masyarakat Ende meyakini bahwa Ia sedang menangis sedih karena ditinggal mati oleh Meja.